Bagi mancing mania yang punya kesibukan cukup ketat seperti saya, terkadang sangat merindukan mancing jika sudah lebih dari 1 bulan tidak angkat joran. Kemarin, Jumat 04 juni 2010 saya dan beberapa rekan mancing ngetrip mancing setengah hari di cikubang.
Cikubang adalah salah satu pelabuhan kapal kayu nelayan bermesin 20-40 PK di Bojonegara, Serang-Banten selain Grenyang dan Kalipasir. Pelabuhan nelayan ini menjadi favorit mancing mania yang domisilinya di Serang dan Cilegon. Karena pelabuhan ini adalah pelabuhan nelayan, pemancing disini kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah, tapi bukan berarti yang menengah ke atas tidak mancing dari pelabuhan ini, kalau ingin trip mancing yang lebih hemat dari merak, anyer, dan yang sangat tersohor, Binuangeun, ya kesini datangnya.
Beberapa kali mancing disini memang hasilnya tidak sebesar yang didapat Om Bayu dan Om Dudit yang disiarkan seminggu 2x di televisi, namun cukup menggembirakan, minimal sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Metode mancing disini kebanyakan adalah mancing jebluk / dasaran, koncer dan Jigging. Ikan target gerong, gerpu lilin, bulan-bulan, kakap merah, kurisi, tambak, dll. Spot Favorit mancing mania dan nelayan disini adalah Karang tengah dan kapal Karam.
Yang menarik mancing di daerah ini adalah murahnya biaya kapal dan mudahnya akses jalan. Jika mancing mania dari serang atau jakarta ingin kemari via tol jakarta merak, mancing mania tinggal exit tol cilegon timur, ±100m dari pintu tol, langsung belok kanan lalu lurus terus sekitar 4Km. Biaya sewa kapal disini tidak begitu mahal karena spot yang biasa dituju, kapal karam dan karang tengah hanya sekitar 30 menit perjalanan, jadi tidak boros BBM. Biaya rata-rata satu hari adalah 300-500 ribu rupiah, tergantung besar kapal dan lamanya periode mancing. Karena saya cuma mancing setengah hari, jadi biaya sewanya juga hanya 50-60% dari harga sewa satu hari.
Di tempat ini mancing mania juga bisa pesan umpan berupa udang hidup, namun syaratnya pesan dulu sebelumnya kepada nelayan yang kita sewa. Kalau tanpa pesan, mancing mania harus datang pagi agar tidak kehabisan. Jika ingin menggunakan umpan selain udang hidup, mancing mania bisa membeli cumi-cumi atau ikan kecil yang bisa dibeli di Tempat Pelelangan Ikan Bojonegara yang akan dilewati mancing mania dalam perjalanan menuju Cikubang.
Kami berangkat dari SMA N 2 KS Cilegon tepat setelah shalat jum’at berakhir. Saya (dwitantra/ari) , Pak Cia, Pak Asnawi, Pak Herman, Yogi dan satu orang lagi yang (maaf) saya lupa namanya berangkat ke cikubang yang kurang lebih bejarak 13 Km via desa tegal padang. Tiba di tempat kami langsung disambut Jari, sang nelayan. Setelah mempersiapkan BBM dan air minum,kami bertolak ke spot kapal karam. Menurut Jari, kapal yang karam ini cukup besar, kapal ini memiliki panjang lebih dari 100m. Seperti yang kita ketahui kapal yang karam dapat menjadi rumpon ikan yang baik, jadi cukup banyak ikan yang bermukim didalamnya. Dan ikan itu adalah target para nelayan dan mancing mania.
Jari memposisikan perahunya tidak jauh dari lokasi kapal karam. Posisi perahu memang tidak persis diatas kapal karam karena dikhawatirkan mancing mania akan boros timah pemberat dan atau metal Jig karena nyangkut di kapal karam. Jari juga tidak menurunkan jangkar perahunya karena tidak mau ambil resiko jangkar tidak bisa diangkat.
Kebetulan saat saya mancing arus sedang mati, tepat seperti perkiraan yang terpampang di kalender mancing pada tabloid mancing mania. Pada saat arus mati ini ikan memang kurang “galak” menggigit umpan, namun ikan kecil seperti ekor kuning, tompel, belo (karena matanya besar) tetap menggigit umpan udang hidup atau irisan cumi-cumi. Waktu cepat berlalu, sambil mancing Jari juga mempersiapkan air panas dan membuatkan kami kopi sachet yang kami persiapkan sebelumnya.
Kabar gembira kami dapatkan sekitar pukul 16.45, Jari, sang nelayan mendapat tarikan Gerong ±2 kg atau yang tenar dengan istilah Giant Trevally, sontak semua rekan satu kapa bersemangat, mengharap kail yang dipegang juga ditari ikan predator itu. Beberapa menit kemudian Pak Asnawi mendapat ikan bulan-bulan ±3kg, disusul dengan saya dan teman teman yang lain mendapatkan kurisi dan tompel dan belo rata-rata sebesar telapak tangan.
Sayang sekali saat mulai banyak tarikan hari sudah mulai gelap, Jari meminta kami untuk angkat pancing dan mohon maaf karena harus menepi. Perahu yang kami sewa memang tidak dipersiapkan untuk mancing malam, tak ada lampu sama sekali. Jika dipaksakan khawatir akan ada kapal yang tidak terlihat atau tidak bisa melihat kami dan terjadi tabrakan antar kapal.
Cukuplah perjalanan mancing kami hari itu dengan menyisakan rasa penasaran untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak lagi lain kali. Saat ini saya sudah bersyukur bisa mengobati rasa rindu saya mancing di laut. Dengan biaya total kurang dari 250 ribu rupiah yang dibebankan rata untuk 6 orang, kami cukup menikmati trip hari itu. Kita tunggu trip mancing selanjutnya..
Cikubang adalah salah satu pelabuhan kapal kayu nelayan bermesin 20-40 PK di Bojonegara, Serang-Banten selain Grenyang dan Kalipasir. Pelabuhan nelayan ini menjadi favorit mancing mania yang domisilinya di Serang dan Cilegon. Karena pelabuhan ini adalah pelabuhan nelayan, pemancing disini kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah, tapi bukan berarti yang menengah ke atas tidak mancing dari pelabuhan ini, kalau ingin trip mancing yang lebih hemat dari merak, anyer, dan yang sangat tersohor, Binuangeun, ya kesini datangnya.
Beberapa kali mancing disini memang hasilnya tidak sebesar yang didapat Om Bayu dan Om Dudit yang disiarkan seminggu 2x di televisi, namun cukup menggembirakan, minimal sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Metode mancing disini kebanyakan adalah mancing jebluk / dasaran, koncer dan Jigging. Ikan target gerong, gerpu lilin, bulan-bulan, kakap merah, kurisi, tambak, dll. Spot Favorit mancing mania dan nelayan disini adalah Karang tengah dan kapal Karam.
Yang menarik mancing di daerah ini adalah murahnya biaya kapal dan mudahnya akses jalan. Jika mancing mania dari serang atau jakarta ingin kemari via tol jakarta merak, mancing mania tinggal exit tol cilegon timur, ±100m dari pintu tol, langsung belok kanan lalu lurus terus sekitar 4Km. Biaya sewa kapal disini tidak begitu mahal karena spot yang biasa dituju, kapal karam dan karang tengah hanya sekitar 30 menit perjalanan, jadi tidak boros BBM. Biaya rata-rata satu hari adalah 300-500 ribu rupiah, tergantung besar kapal dan lamanya periode mancing. Karena saya cuma mancing setengah hari, jadi biaya sewanya juga hanya 50-60% dari harga sewa satu hari.
Di tempat ini mancing mania juga bisa pesan umpan berupa udang hidup, namun syaratnya pesan dulu sebelumnya kepada nelayan yang kita sewa. Kalau tanpa pesan, mancing mania harus datang pagi agar tidak kehabisan. Jika ingin menggunakan umpan selain udang hidup, mancing mania bisa membeli cumi-cumi atau ikan kecil yang bisa dibeli di Tempat Pelelangan Ikan Bojonegara yang akan dilewati mancing mania dalam perjalanan menuju Cikubang.
Kami berangkat dari SMA N 2 KS Cilegon tepat setelah shalat jum’at berakhir. Saya (dwitantra/ari) , Pak Cia, Pak Asnawi, Pak Herman, Yogi dan satu orang lagi yang (maaf) saya lupa namanya berangkat ke cikubang yang kurang lebih bejarak 13 Km via desa tegal padang. Tiba di tempat kami langsung disambut Jari, sang nelayan. Setelah mempersiapkan BBM dan air minum,kami bertolak ke spot kapal karam. Menurut Jari, kapal yang karam ini cukup besar, kapal ini memiliki panjang lebih dari 100m. Seperti yang kita ketahui kapal yang karam dapat menjadi rumpon ikan yang baik, jadi cukup banyak ikan yang bermukim didalamnya. Dan ikan itu adalah target para nelayan dan mancing mania.
Jari memposisikan perahunya tidak jauh dari lokasi kapal karam. Posisi perahu memang tidak persis diatas kapal karam karena dikhawatirkan mancing mania akan boros timah pemberat dan atau metal Jig karena nyangkut di kapal karam. Jari juga tidak menurunkan jangkar perahunya karena tidak mau ambil resiko jangkar tidak bisa diangkat.
Kebetulan saat saya mancing arus sedang mati, tepat seperti perkiraan yang terpampang di kalender mancing pada tabloid mancing mania. Pada saat arus mati ini ikan memang kurang “galak” menggigit umpan, namun ikan kecil seperti ekor kuning, tompel, belo (karena matanya besar) tetap menggigit umpan udang hidup atau irisan cumi-cumi. Waktu cepat berlalu, sambil mancing Jari juga mempersiapkan air panas dan membuatkan kami kopi sachet yang kami persiapkan sebelumnya.
Kabar gembira kami dapatkan sekitar pukul 16.45, Jari, sang nelayan mendapat tarikan Gerong ±2 kg atau yang tenar dengan istilah Giant Trevally, sontak semua rekan satu kapa bersemangat, mengharap kail yang dipegang juga ditari ikan predator itu. Beberapa menit kemudian Pak Asnawi mendapat ikan bulan-bulan ±3kg, disusul dengan saya dan teman teman yang lain mendapatkan kurisi dan tompel dan belo rata-rata sebesar telapak tangan.
Sayang sekali saat mulai banyak tarikan hari sudah mulai gelap, Jari meminta kami untuk angkat pancing dan mohon maaf karena harus menepi. Perahu yang kami sewa memang tidak dipersiapkan untuk mancing malam, tak ada lampu sama sekali. Jika dipaksakan khawatir akan ada kapal yang tidak terlihat atau tidak bisa melihat kami dan terjadi tabrakan antar kapal.
Cukuplah perjalanan mancing kami hari itu dengan menyisakan rasa penasaran untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak lagi lain kali. Saat ini saya sudah bersyukur bisa mengobati rasa rindu saya mancing di laut. Dengan biaya total kurang dari 250 ribu rupiah yang dibebankan rata untuk 6 orang, kami cukup menikmati trip hari itu. Kita tunggu trip mancing selanjutnya..
3 comments:
wah asik nih kyknya gan..boleh dong minta referensi no telp kapal yg bisa dsewa dsana atau klo ada trip boleh nih diajak. saya tinggal d tangerang
bagus gan artikel nya
sangat menghibur sekali
dan ga bikin bete
Maaf mas bisa minta no tlp kapalnya.. trima kasih 081219009907
Post a Comment