(2)
Pengertian Semiotika
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkji tanda. Tanda-tanda alah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (thinks). Memakai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan mengkomunikasikan ( to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1988 : 17; kurniawan, 2001 : 53). Dalam Alex Sobur 15 : 2007.
Komunikasi Periklanan
Untuk mengkaji iklan dalam persfektif Semiotika, kita bisa mengkajinya lewat sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik yang verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film.
Analisis Iklan
Untuk menganalisi iklan, kita juga bisa menggunakan atau meminjam model Roland Barthes, di mana ia menganalisis iklan Pasta “Panzani” berdasarkan pesan yang dikandungnya (Cobley & Jansz, 1999 : 47 – 48), yaitu :
Pesan Linguistik (Semua kata dan kalimat dalam iklan)
Pesan ikonik yang terkodekan (konotasi yang muncul dalam foto iklan – yang hanya befungsi jika dikaitkan dengan sistem tanda yang lebih luas dalam masyarakat), dan
Pesan ikonik tak terkodekan (denotasi dalam foto iklan)
Menelaah Iklan Televisi
Beberapa orang-orang lelaki berkumpul sambil berbincang. Latar temapat kumuh. Pemainnya adalah beberapa pelawak tua (antara lan pak Bendot (alm). Wajah mereka sering disorot secara close up. Seorang tua memegang stop kontak dan kipas angin listrik “Kalau subsidi dicabut, rakyat kecil mati angin.” / Tokoh laki-laki tua yang lain. “Rakyat yang mana ? Mbok jangan pake alasan rakyat kecil terus, deh ! Dapat punya disubsidi. Rakyat kecil dikipas terus, ya kepanasan ! Angin, angiiiin ! / Laki-laki kedua : “Jaman susah, kipasin dong orang yang lebih kecil, agar kita-kita ini dapat angin toh ! “ Laki-laki pertama “Kipaaaas, kipaaaas!”/ laki-laki kedua “Angin-angiiiin” / Laki-laki pertama : Panaaassss, panaasss! Laki-laki kedua “ Angiiiin, angiiiin!”
Analisa Iklan
Persfektif Pembuat Iklan : Pihak yang ingin mensosialisasikan kenaikan harga listrik.
Persfektif ahli mitos : Berlagak berfihak pada rakyat.
Persfektif Pemirsa : Iklan sebagai corong PLN. Melihat lahak lagu pembawa iklan (pelawak) Atau iklan yang kurang berbudaya karena berbicara sambil berbaring. Menurut Van Zoest (1991 : 70 ) dalam Alex Sobur, Sebuah teks, tak pernah terlepas dari ideologi dan memiliki kemmapuan untuk memanipulasi pembaca atau pemirsa ke arah suatu ideologi.
sumber : filmdokumenteryoki
Social Networking
chatbox
|
FRIENDSITE
Download Centre
FREE SOFTWARE
FEEDJIT Live Traffic Feed
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment